MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM


Oleh : Suyanto, S.Ag, MPdI

 (Ketua Pimp. Daerah Pemuda Muhammadiyah kota Surakarta;

Kepala Sekolah (plt) SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta)

Menyambut Ramadhan 1433H ini, ada baiknya kita memahami kembali Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam. Yang dalam landasan konstitusi Muhammadiyah atau yang lazim disebut Anggaran Dasar Muhammadiyah menyatakan bahwa : Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, dengan maksud dan tujuan menjunjung tinggi Agama Islam sehinga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Berdasarkan pernyataan landasan konstitusi Muhammadiyah tersebut diatas maka dapat diidentifikasikan bahwa model gerakan Muhammadiyah ada tiga; pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, kedua, sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan ketiga, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid. Fokus kajian dalam makalah ini pada kajian yang pertama yaitu Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.

Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, redaksi gerakan menunjukkan dan sekaligus sebagai pembuktian bahwa Muhammadiyah itu tidak sekedar organisasi tanpa aksi nyata namun sesungguhnya Muhammadiyah itu telah beraksi nyata ditengah-tengah masyarakat. Secara historis dapat dirunut bahwa KH. Ahmad Dahlan seperti yang dinyatakan oleh prof. Amin Abdullah, bahwa beliau (baca KH. Ahmad Dahlan) sebagai sosok yang dapat diistilahkan dengan faith in action maksudnya adalah ada pembuktian amal dari keimanan, misalnya beliau rela menjual perabot rumah tangga yang berharga untuk membiayai perjuangan Muhammadiyah, mendirikan panti asuhan dan rumah sakit. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan pembuktian keimanan warga Muhammadiyah, maka secara tegas dinyatakan dalam konstitusi Muhammadiyah bahwa syarat berdirinya struktur Ranting sampai dengan Pusat Muhammadiyah harus memiliki AUM.  Pernyataan tersebut dapat dinyatakan kembali, jangan memasang lambang Muhammadiyah ketika hanya papan nama saja tanpa pembuktian dengan aksi-aksi nyata. Demikian juga redaksi Islam memaksa Muhammadiyah untuk konsisten memegang teguh dua sumber yaitu Qur’an dan Sunnah. Disisi lain Muhammadiyah memiliki tantangan modernitas yang begitu dinamis, maka dengan karakternya sebagai gerakan tajdid tidak terlalu gagap menghadapi arus deras modernisasi, tajdid artinya pembaharuan. Tajdid dapat pula dimaknai pemurnian ajaran Islam, yaitu gerakan Muhammadiyah untuk meluruskan ummat Islam banyak yang tidak murni lagi menjalankan agama Islam karena masih bercampur dengan praktik syirik.

Watak Muhammadiyah

Al-Qur’an sebagai teks wahyu yang qath’i atau muthlak kebenarannya secara ilmiah dan Sunnah menjadi rujukan utama dalam mengambilan masalah-masalah hukum. Oleh karena itu Muhammadiyah dalam manhaj tarjih menggunakan teks Qur’an dan sunah sebagai dalil utama dalam menyelesaiakan problema-problem fiqhiyah.

Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 M. Kelahiran Muhammadiyah secara formal lebih tua dari usia Republik ini jika dihitung dari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Identitas Muhammadiyah adalah gerakan Islam da’wah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dimaksudkan gerakannya adalah da’wah Islam amar ma’ruf nahi munkar disegala bidang kehidupan masyarakat. Maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Lambang Muhammadiyah adalah sinar matahari bersinar utama dua belas ditengah bertuliskan Muhammadiyah dan dilingkari kalimat asyhadu an la ilaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammadan rasul Allah. Muhammadiyah mengambil lambang matahari bersinar dimaksudkan agar warga Muhammadiyah mensifati karakter matahari yang memiliki manfaat besar bagi kehidupan. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi anggota Muhammadiyah agar dapat menunjukkan dirinya agar menjadi sosok manusia yang memiliki manfaat bagi orang lain diatas sendi-sendi tauhid kepada Allah Swt.

Kepribadian KH Ahmad Dahlan

Muhammadiyah dalam kancah gerakan keIslaman dan keIndonesiaan dikenal sebagai gerakan modernis. Ciri yang melekat pada gerakan modernis Muhammadiyah tidak lepas dari pengaruh pendirinya yaitu KH. Ahmad Dahlan yang berkemajuan dalam berpikir dan luas pergaulannya. KH. Ahmad Dahlan pada masa kecilnya bernama Muhammad Darwisy sepulangnya beliau menunaikan ibadah haji dari Mekah namanya dirubah menjadi Ahmad Dahlan. Sebagaimana kebiasaan orang Indonesia yang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Arab, setelah kembali mengganti nama yang berkonotasi Islam.

Ahmad Dahlan muda sekembalinya ke tanah air dari menunaikan rukun Islam yang kelima mengadakan gerakan-gerakan yang tidak lazim dikerjakan oleh para ustadz dan kyai. Mengajarkan ilmu dengan cara klasikal atau sistem kelas, meluruskan arah kiblat masjid, berkomunikasi lintas keyakinan, menghindari ritual-ritual kejawen dan sebagainya. Gerakan Ahmad Dahlan memancing reaksi dari beberapa kalangan yang tidak setuju dengan ide-ide cemerlangnya, bahkan melakukan tindak anarkhis dengan merusak musholla yang dibangun Ahmad Dahlan.

Sesungguhnya kepribadian Ahmad Dahan dapat menjadi inspirasi yang istimewa bagi para generasi muda. Sosok Ahmad Dahlan dapat dikategorikan  manusia super (khairu ummah) yaitu seorang yang berusaha mengusung kesuksesan disetiap waktu. Amar makruf nahi munkar merupakan jalan hidup yang dijalaninya, sosok manusia yang tidak hanya diam ketika melihat kezhaliman namun ada usaha kreatif untuk dapat memberikan solusi yang terbaik bagi problema tersebut bukan malah menjadi  bagian dari  problema.

Beberapa hal yang dapat diambil hikmahnya dari pembacaan sejarah terhadap sosok Ahmad Dahlan.  Pertama : keinginan kuat beliau (Ahmad Dahlan) untuk menyempurnakan sebagai seorang muslim yang taat dengan menunaikan ibadah haji, kendati era tersebut menunaikan ibadah haji bukan perkara yang mudah jika dibanding dengan zaman sekarang, maksudnya mesti dilakoni dengan susah payah butuh beaya yang tidak sedikit dan pengurban lahir-batin namun tetap dilaksanakan kewajiban tersebut. Waktu itu perjalanan haji lewat laut menempuh perjalanan sekitar dua bulan.

Kedua, etos belajar Ahmad Dahlan, yang unik adalah beliau menyempatkan untuk belajar agama di Mekkah taklala menunaikan ibadah haji, etos belajar yang demikian tidak mengherankan jika beliau menjadi jawara dalam hal keagamaan. Ketiga, kepekaan sosial dengan spirit al-maun Ahmad Dahlan mampu merumuskannya dalam bentuk yang nyata lewat penyantunan orang miskin melalui model sekolah (pendidikan), panti asuhan dan rumah sakit. Amal Usaha yang dirintis oleh Ahmad Dahlan bukan secara kebetulan dibentuk akan tetapi suatu perwujudan dari pemahaman beliau terhadap teks al-qur’an dan as-Sunnah, atau disebut juga Faith in action  yaitu keimanan yang ditunjukkan dengan bukti yang kongkret dan memiliki manfaat yang besar bagi ummat. Istilah lain  “sedikit bicara banyak bekerja” merupakan kalimat yang tepat diberikan kepada Ahmad Dahlan. Bersahaja dan  sederhana dalam berbicara maupun berpenampilan. Ahmad Dahlan adalah manusia amal, karena dalam hidupnya beliau mengutamakan beramal daripada berteori. Sehingga yang terakhir ini dapat menjadi inspirasi generasi muda untuk belajar dengan sungguh-sungguh, memperdalam penguasaan ilmu agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Beragama ilmiyah dan beriIlmu amaliyah

Ketika Muhammadiyah mencanangkan arruju’ ila qur’an wa sunnah ( kembali pada al-Qur’an dan as-Sunnah) sejatinya mengajak ummat Islam untuk beragama secara ilmiyah. Mengamalkan ajaran agama menurut faham Muhammadiyah adalah  langsung pada sumber aslinya yaitu qur’an dan sunnah. Beragama tanpa ditumpangi dengan egoisme manusiawi akan tetapi dikembalikan kepada dimensi ketauhidan. Intervensi akal manusia dalam melakuan ibadah khusus akan mencemarkan nilai dan bobot ibadah dihadapan Allah Swt.

Beragama secara ilmiyah secara teoritis dapat dijabarkan bahwa lmu berasal dari kata ‘alima yang artinya “mengetahui”. Ibnu Hazm mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya. Ketika memahami agama sebagaimana adanya dalam sumber yang benar yaitu berasal dari wahyu Allah SWT dan tuntunan Rasulullah SAW dapat dikatakan sebagai jalan yang memenuhi estándar ilmiah. Namun berbeda ketika manusia hidup dan berinteraksi sosial maka dalam hal ini manusia diberikan bekal akal dan pikiran untuk mengkreasi seluas-luasnya secara bertanggung jawab. Karena ada hal-hal teknis yang menjadi wilayah untuk diselesaikan dengan akal pikiran manusia misalnya masalah bagaimana dapat meningkatakan produktifitas pertanian, meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dan lain sebagainya.

Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, redaksi Islam memaksa Muhammadiyah untuk konsisten memegang teguh dua sumber yaitu Qur’an dan Sunnah. Disisi lain Muhammadiyah memiliki tantangan modernitas yang begitu dinamis, maka dengan karakternya sebagai gerakan tajdid tidak terlalu gagap menghadapi arus deras modernisasi, tajdid artinya pembaharuan. Tajdid dapat pula dimaknai pemurnian ajaran Islam, yaitu gerakan Muhammadiyah untuk meluruskan ummat Islam banyak yang tidak murni lagi menjalankan agama islam karena masih bercampur dengan praktik syirik.

Al-Qur’an sebagai teks wahyu yang qath’i atau muthlak kebenarannya secara ilmiah dan Sunnah menjadi rujukan utama dalam mengambilan masalah-masalah hukum. Oleh karena itu Muhammadiyah dalam manhaj tarjih menggunakan teks Qur’an dan sunah sebagai dalil utama dalam menyelesaiakan problema-problem fiqhiyah.

Muhammadiyah memiliki paham bahwa dalam ibadah terdapat dua ranah yaitu pertama, ibadah mahdhah dalam hal ini harus sesuai dengan tuntunan sebagaimana teks qur’an dan Sunnah, maknanya adalah kembali pada Qur’an dan sunnah. Kedua ibadah ghairu mahdhah, dalam hal ini dimaknai ibadah dalam arti umum, maka peran akal manusia diuji untuk dapat berbuat baik secara muamalah ditengah-tengah kehidupan  masyarakat. Dinyatakan dalam Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) bahwa hidup manusia adalah bermasyarakat.

Wallahua’lam bishawab

Tinggalkan komentar